Visitor No. : Website counter
Custom Search

Apa Yang Kita Sombongkan?

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. 
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali. 
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. 
Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. 
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. 
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. 
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. 
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. 
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. 
Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. 
Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. 
Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). 
Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati.
Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. 
Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. 
Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di
dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan
universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala
"tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan
seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi
ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan,
semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.

Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada
dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk
yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam
bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang
mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang
berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?



Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)
Kaca Spion

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta .

Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana .

Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan.
Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler.

Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu.

Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul.

Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama.

Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda?
Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri.

Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah.

Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro.

Ini tempat favorit saya.

Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia.

Biasanya satu sampai dua jam saya di sana .

Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati.

Bau harum buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang.
Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar.

Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero
Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong.

Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi.

Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia .

Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia.

Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA.

Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan Metro TV.
Sampai suatu hari, kerinduan itu datang.

Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu.

Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah.

Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut.

Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri.

Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan
punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah.

Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.
Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya .

Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa kecil saya.

Waktu itu umur saya sembilan tahun.

Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola.

Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah.
Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang.

Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti.

Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.

Upaya yang sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca.

Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. D

engan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu.

Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar.
Rupanya sang pemilik mobil datang.

Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya.

Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.
Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya.

Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar.

Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju.

Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu.

Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. D

engan penghasilan dari menjahit itulah kami - ibu, dua kakak, dan saya - harus bisa bertahan hidup sebulan.
Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut.

Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang.

Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan uang untuk itu.

Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan.

Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya?

Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?

Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba.

Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal.

Saya benci orang kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah.

Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya.
Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya.
Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan.

Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari.

Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.
Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah.

Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan.

Mereka tidak punya hati nurani.
Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat,

saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah.

Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti.

Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah.

Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. D

ulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan.

Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak.

Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan,

"Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras."
Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu.

Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat.

Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah.

Saya takut perasaan saya tidak lagi sensitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa.

Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif.

Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak.
Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam
kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang.

Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab.

Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah.

Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya.

Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh.

Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi.
Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok.
Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas.

Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion.

Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung.

Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya.

Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi.
Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh.

Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya.
Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu.

Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka.

Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan.

Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian.

Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.



Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.
Kaca Spion

Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta .

Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana .

Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan.
Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler.

Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu.

Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul.

Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama.

Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda?
Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri.

Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah.

Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro.

Ini tempat favorit saya.

Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia.

Biasanya satu sampai dua jam saya di sana .

Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati.

Bau harum buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang.
Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar.

Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero
Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong.

Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi.

Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia .

Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia.

Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA.

Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan Metro TV.
Sampai suatu hari, kerinduan itu datang.

Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu.

Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah.

Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut.

Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri.

Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan
punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah.

Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.
Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya .

Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa kecil saya.

Waktu itu umur saya sembilan tahun.

Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola.

Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah.
Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang.

Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti.

Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.

Upaya yang sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca.

Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. D

engan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu.

Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar.
Rupanya sang pemilik mobil datang.

Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya.

Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.
Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya.

Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar.

Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju.

Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu.

Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. D

engan penghasilan dari menjahit itulah kami - ibu, dua kakak, dan saya - harus bisa bertahan hidup sebulan.
Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut.

Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang.

Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan uang untuk itu.

Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan.

Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya?

Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?

Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba.

Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal.

Saya benci orang kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah.

Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya.
Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya.
Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan.

Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari.

Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.
Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah.

Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan.

Mereka tidak punya hati nurani.
Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat,

saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah.

Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti.

Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah.

Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. D

ulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan.

Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak.

Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan,

"Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras."
Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu.

Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat.

Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah.

Saya takut perasaan saya tidak lagi sensitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa.

Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif.

Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak.
Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam
kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang.

Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab.

Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah.

Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya.

Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh.

Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi.
Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok.
Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas.

Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion.

Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung.

Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya.

Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi.
Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh.

Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya.
Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu.

Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka.

Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan.

Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian.

Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.



Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

STOP YELL TO OTHERS!!

Ini cerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.

Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.

Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda?

- Ayo cepat!

- Dasar lelet!

- Bego banget sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?

- Jangan main-main disini!

- Berisik!


Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?

- Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu, tahu nggak!

- Bodoh banget jadi bini nggak bisa apa-apa !

- Aduuuuh, perempuan kampungan banget sih!?

- Dasar laki gak punya nyali, ngapain lu jadi suami, nggak becus!

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya :

- Stupid,

- soal mudah begitu aja nggak bisa!.

- Kapan kamu mulai akan jadi pinter?


Atau seorang atasan berteriak pd bawahannya saat merasa kesal :

- Eh tahu nggak? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel! Ada banyak yang bisa gantiin kamu!

- Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?


Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita teriaki. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita, perlahan-lahan pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.

Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan?

Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter..

Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!

Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.

Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.

Mereka yang bekerja hanya dengan otak tanpa menggunakan hati nurani mereka, maka ia akan mendapat teman-teman kerja yang mati hatinya.


Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!

Indah nya Cinta

Cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan...
yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya...
adalah irreversible...
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat.

Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama.
Satu di antara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang...

Begitu juga dalam kasus, kamu yang mencari, dan yang lain akan menanti...

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta...
mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita...
tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis...
jauh lebih pedih...
karena saat itu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi...

Cinta itu sebuah jalan.
Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen...
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja.....

Cinta tak harus berakhir bahagia...
karena cinta tidak harus berakhir...

Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan...
dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran...
melainkan dari HATI.

Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai, melainkan... investasi.

Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai....
melainkan memanfaatkan.

Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu cintai dari pada kehilangan seseorang yang kamu cintai, karena egomu yang tak berguna itu....

Bagaimana aku akan berkata "SELAMAT TINGGAL"...
kepada seseorang yang tidak pernah aku miliki?

Kenapa tetes air mata jatuh demi seseorang yang tidak pernah menjadi kepunyaanku?
Kenapa aku merindukan seseorang yang tidak pernah bersamaku dan kubertanya, Kenapa aku mencintai seseorang yang cintanya tidak pernah untukku?

Sangat sulit bagi dua orang yang mencintai satu sama lain ketika mereka tinggal dalam dua dunia yang berbeda...
Tapi ketika kedua dunia ini melebur dan menjadi satu, itulah yang disebut KEAJAIBAN!

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti, Cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya...

Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan-kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan-pecahan kaca itu...
Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali...



Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!!
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah

Tumbuhkanlah Sikap Mental Positif

Saat hati gundah gulana, dan mulai pesimis dalam menghadapi hidup….Saya suka merenungkan hal-hal tersebut di bawah ini.

Berulang-ulang membacanya membuat saya menjadi kembali tegar. Bangkit lagi dan menjadi semangat lagi untuk menjalani hidup ini yang penuh liku-liku…Tumbuhkanlah sikap mental positif dalam hidup kita…Semoga hal-hal tersebut di bawah ini juga bermanfaat untuk Anda…


1. Belajarlah untuk melihat segala sesuatu dari sisi positif. Kita tidak mengingkari realita, tapi kita melihatnya dari sisi yang terbaik. Kegagalan memang menyakitkan tapi itu merupakan pelajaran yang sangat berharga. Sakit gigi memang tidak enak, tapi itu bisa menjadi awal yang baik untuk memulai memperhatikan kesehatan gigi. Teman kita yang satu itu memang menjengkelkan, tapi sebetulnya dia adalah guru yang melatih kita untuk lebih sabar dan lebih toleran.

2. Belajarlah mengucap syukur tidak saja dalam keadaan baik tapi juga dalam keadaan buruk. Orang-orang yang memiliki mental positif menyadari bahwa situasi seburuk apapun pasti ada hikmahnya. Hikmah tidak bisa dibeli dengan uang tapi harganya tak ternilai bagi kehidupan kita. Ucapan syukur akan membantu kita menemukan hikmah dibalik setiap situasi buruk yang kita hadapi.


3. Tanamkanlah keyakinan-keyakinan yang positif. Yakinkan diri Anda bahwa Tuhan sudah melengkapi kita dengan potensi untuk berhasil dalam hidup. Semua hambatan dan tantangan tidak harus menjadi alasan untuk menjadi pecundang, tapi batu loncatan untuk menjadi pemenang. Sebaiknya, buanglah keyakinan-keyakinan yang negatif, yang membuat Anda merasa tidak mampu, tidak berdaya, dan terbelenggu.

4. Bersikaplah positif terhadap kehidupan. Ibaratnya hidup ini seperti air yang jernih, dan ia akan berubah warna tergantung warna apa yang Anda tuangkan ke dalamnya. Hidup ini ringan kalau Anda menganggapnya tidak berat. Persoalan-persoalan kehidupan adalah bumbu kehidupan kalau Anda tidak menganggapnya sebagai racun yang merusak dan melumpuhkan. Hidup ini bisa tampak indah kalau mata Anda tidak fokus pada awan yang kelabu.

5. Jadikanlah sikap mental positif sebagai bagian dari perjuangan Anda menuju keberhasilan. Tidak mudah membangun sikap mental positif, apalagi kalau selama ini Anda sudah membangun sikap mental negatif selama bertahun-tahun. Diperlukan kemauan yang keras, kesungguhan hati dan pengulangan terus menerus agar sedikit demi sedikit terbentuk sikap mental positif.

6. Bersikaplah realistis. Sikap mental positif memang tidak bisa mengubah keadaan, tapi bisa mengubah reaksi Anda terhadap keadaan yang buruk. Sikap mental positif tidak bisa mendatangkan sukses, tapi dapat mempermudah Anda menemukan kesempatan-kesempat an ke arah sukses. Sikap mental positif tidak akan mengubah hidup Anda secara drastis, tapi akan membuat perbedaan yang signifikan dalam setiap aspek hidup Anda.


Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru
Lengkap dengan segala yang Anda sukai tentang Messenger!

Kisah Alergi Hidup

Ini suatu cerita yang bagus untuk direnungkan.....

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".

"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.

"Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.

"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.

"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.

"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !


Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!

Kisah Alergi Hidup

Ini suatu cerita yang bagus untuk direnungkan.....

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".

"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.

"Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.

"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.

"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.

"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !


Wajib militer di Indonesia?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

MANGKOK TANPA ALAS

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa yang engkau inginkan dariku?"

Si pengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba."

Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, "Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!"

Maka menjawablah sang pengemis,"Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."

Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis.

Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis. "Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya."

Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah,"Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan." Bukan main! Raja menjadi geram mendengar 'tantangan' pengemis dihadapannya. Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas! Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis.

Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah. Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu.

Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.

Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, "Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?"

Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya". Ada kegembiraan, gairah emuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu.
Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu.

Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu.
Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan..

Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan."

Anak cucumu kelak mengatakan : power tends to corrupt; kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.

Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?" "
Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan.

Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat padamu," ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang.


Mencari semua teman di Yahoo! Messenger?
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!

Delapan Kado Terindah

Delapan macam kado ini adlah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang – orang yang Anda sayangi.

KEHADIRAN

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.


MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul – betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu, jika perlu. Umumnya perempuan hanya membutuhkan Anda untuk mendengar, bukan untuk memberikan tanggapan. Jadi tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.


DIAM

Seperti kata – kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari – hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.


KEBEBASAN

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaunya". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.


KEINDAHAN

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayanginya tiba – tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menhadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik diruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.


TANGGAPAN POSITIF

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah – olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat – ingat pula, pernahkan Anda memujinya. Kedua hal ini, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.


KESEDIAAN MENGALAH

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


SENYUMAN

Percaya atau tidak, kekuatan senyum amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?


Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!

lateral thinking

Dahulu kala di suatu desa kecil di India, seorang petani

yang sangat miskin mempunyai hutang yang sangat besar kepada rentenir
di desa tersebut. Rentenir itu, udah tua, bangkotan, eee.... malah
tertarik pada putrinya pak tani yang cakep itu..

Kemudian si rentenir tersebut mengajukan penawaran, dia akan melupakan
hutang2 petani tersebut jika dia dapat menikahi putrinya.
Sang petani dan putrinya pun bingung dengan tawaran tersebut, kayaknya
mereka nggak setuju.

Melihat gelagat seperti itu Si rentenir mengajukan tawaran lagi untuk
membuat keputusan. Dia mengatakan, bahwa dia akan meletakkan keping
hitam dan keping putih di dalam kantong kosong, kemudian sang putri
petani diharuskan untuk mengambil satu keping dari kantong tersebut.

1. Jika sang putri mendapatkan keping hitam, maka dia akan
menjadiistri rentenir tersebut dan hutang2 petani tersebut lunas.

2. Jika sang putri mendapatkan keping putih, maka rentenir tersebut
tidak akan menikahi sang putri dan hutang2 petani tersebut lunas.

3. Jika sang putri menolak mengambil keping, sang petani akan dipenjara.
Ketika mereka semua berada di halaman petani yang banyak terdapat kepingan2,
si rentenir mengambil 2 keping. Ketika mengambil, mata sang putri yang tajam
melihat, bahwa keping yang dimasukkan ke dalam kantong keduanya
berwarna hitam. Kemudian rentenir itu menyuruh sang putri
mengambil keping tersebut di dalam kantong tersebut.

Sekarang bayangkan anda ada di sana , apa yang kamu lakukan
jika anda sebagai putri tersebut?
Jika anda harus menolong sang putri, apa yang harus kau
lakukan kepada sang putri?

Melihat hal seperti itu, ada 3 kemungkinan. ..

    1. sang putri menolak untuk mengambil kepingan.
    2. sang putri menunjukkan, bahwa yang di dalam kantong
    tersebut keduanya adalah berwarna hitam serta mengungkap, bahwa
    rentenir tersebut curang.

    3. sang putri mengambil keping hitam dan mengorbankan
    dirinya untuk menyelamatkan ayahnya dari hutang2 dan penjara.


    Sekarang pertimbangkan cerita di atas. Pengalaman ini
    digunakan untuk membedakan pemikiran logika dan
    lateral thinking.
    Dilema sang putri tidak dapat diselesaikan dengan logika awam. Pikirkan cara
    lain, jika sang putri tidak memilih pilihan yang diberikan kepadanya.
    Apa yang akan anda tawarkan kepadanya ?

    Jangan melihat jawaban di bawah ini, sebelum anda memikirkan cara lain
    sebagai saran kepada sang putri, pikirkan 5 menit saja....


    Baik...begini caranya :

    Sang putri memasukkan tangannya ke dalam kantong
    dan mengambil satu keping tersebut. Tanpa melihat keping
    tersebut, secara sengaja menjatuhkan (setengah melempar) keping
    tersebut ke halaman dan bercampur dengan keping2 yang lain di halaman.
    'Oh, betapa bodohnya aku' kata sang putri, 'tapi, anda nggak
    usah khawatir, jika tuan melihat sisa kepingan di dalam kantong, maka tuan akan
    mengetahui keping mana yang saya ambil'.
    Dengan begitu, sisa yang ada di dalam kantong adalah keping berwarna hitam, sehingga diasumsikan bahwa sang putri telah mengambil keping yang berwarna putih.
    Sejak rentenir berani menyatakan untuk tidak jujur, sang
    putri mengubah dari keadaan yang kelihatannya mustahil menjadi
    keadaan yang sangat menguntungkan.


    Moral of the story :

    Semua permasalahan yang kompleks
    mempunyai jalan keluar. Yang anda butuhkan hanya melebarkan pemikiran anda.
    Jika logika anda tidak bisa bekerja, berusahalah dengan
    lateral thinking.
    Lateral thinking sangat kreatif, mudah dikerjakan tiap hari.

    'Rahasia untuk sukses, adalah mengetahui sesuatu yang
    tidak diketahui orang lain'...... .
    Lebih Baik Mulai Menyalakan Lilin daripada terus menerus
    mengutuki kegelapan yang menyelubungi kita...


Mencari semua teman di Yahoo! Messenger?
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!

TERIMA KASIH TUHAN

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat
       menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki
       suatu ruang kerja  penuh dengan para malaikat. Malaikat yang
       mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, ' Ini
       adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan
       pada Allah diterima'.
       Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini
       begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah
       seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh
       dunia..

       Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang
       panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku
       berkata, 'Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini
       kemuliaan dan berkat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke
       manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya'. Aku perhatikan
       lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang
       bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang
       dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

       Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh
       koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja
       yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu
       malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. 'Ini
       adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih', kata Malaikatku pelan. Dia
       tampak malu.

       'Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?' tanyaku.

' Menyedihkan' , Malaikat-ku menghela napas..

' Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia
            yang mengirimkan pernyataan terima kasih'.

'Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?', tanyaku..

'Sederhana sekali', jawab Malaikat. 'Cukup berkata, 'Terima kasih, Tuhan' '.

       'Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri', tanyaku.
       Malaikat-ku menjawab,
       
'Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup
       tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau
       lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

       'Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang
       receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

       'Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah
       bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

      
Juga.... 'Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan
       daripada kesakitan .... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak
       orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.


       'Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian
       dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat
       sangat Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia'.

       'Jika engkau dapat menghadiri Gereja atau pertemuan religius tanpa
       ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau
       kematian...
       maka engkau lebih diberkati daripada 3 milyar orang di dunia.

        'Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan
       pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.



       Jika engkau masih bisa mencintai ....
       maka engkau termasuk orang yang besar, Karena cinta adalah berkat
       Tuhan yang tidak didapat dari manapun

       'Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,
       maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik
       dibandingkan dari semua (mereka) yang berada dalam keraguan dan keputusasaan
.

        'Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat
       ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir
       bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau
       lebih diberkati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang
       bahkan tidak dapat membaca sama sekali'.


       Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan
       anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini
       ke semua teman-teman- mu untuk mengingatkan mereka betapa.
       diberkatinya kita semua. 'Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan
       bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan
       lebih banyak nikmat kepadamu' '.

       Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih.
       'Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan, atas anugerahmu berupa
       kemampuan membagi pesan ini dan memberikannya aku begitu banyak
       teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi'
.


"
Apakah saya bisa menurunkan berat badan?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! "

Fwd: Kelas Karyawan D3, S1, S2 dan S3

Hai, aku hanya menforward. Mudah-mudahan bermanfaat
Forward ke teman-teman yang lain ya, mungkin saja mereka butuh

Best Regard

Diana


---------- Forwarded message ----------
From: Kelas Karyawan Univ. Borobudur <info@pkkub.com>
Date: Thu, Mar 5, 2009 at 1:17 AM
Subject: Kelas Karyawan D3, S1, S2 dan S3
To: dianaekasari@gmail.com


PROGRAM KELAS KARYAWAN - UNIVERSITAS BOROBUDUR
Kampus A: Jl. Raya Kalimalang No. 1 Jakarta Timur
Telp. 021-861 38 68 Fax. 021-861 3872
Kampus C: Jl. Raya Pemuda No. 7 Jakarta Timur
Telp. 021-475 80 75, 021-475 80 55 Fax. 021-471 4304
http://pkkub.com email: info@pkkub.com
**************************************************************

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Kelas Karyawan Universitas Borobudur Jakarta untuk
Program D3, S1, S2 dan S3

Mohon forward ke teman-teman anda, mungkin saja mereka butuh.

Jadwal Pendaftaran sbb:

- Gelombang I : 16 Februari 2009 - 15 Maret 2009
- Gelombang II : 16 Maret 2009 - 15 April 2009

Perkuliahan Perdana : Sabtu 02 Mei 2009

Jika ingin mendapatkan Brosur Cetak, silahkan kirim nama dan alamat
anda via SMS ke 0812 88 31 21 11 anda ke info@pkkub.com

Untuk sementara anda dapat memperoleh informasi di http://pkkub.com
dan Tulisan di bawah ini.

Silahkan bergabung dengan Facebook:
http://www.facebook.com/group.php?gid=53668001037

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Hormat kami,


Panitia PKK UB
email : info@pkkub.com
Telp : 021-861 38 68
Layanan Informasi 24 jam : 021-956 581 49, VIA SMS 0812 88 31 21 11

*****************************************************************
JIKA ANDA TIDAK INGIN DIKIRIMKAN EMAIL SEPERTI INI, SILAHKAN KIRIMKAN
EMAIL KOSONG KE INFO@PKKUB.COM DENGAN SUBJECT: REMOVE
*****************************************************************

==========================================================
PENGUMUMAN PENERIMAAN MAHASISWA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2008/2009
PROGRAM KELAS KARYAWAN - UNIVERSITAS BOROBUDUR
Untuk Program Sarjana (S1), Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3)
==========================================================

I. PROGRAM PENDIDIKAN
*********************************

1. PROGRAM DIPLOMA 3 (D3)
----------------------------------
A. Akademi Akuntansi Borobudur (Terakreditasi)
- Akademi Bahasa Asing Borobudur
- Bahasa Inggris (Terakreditasi)
- Bahasa Jepang (Terakreditasi)
- Bahasa Perancis (Terakreditasi)

B. Akademi Keuangan dan Perbankan Borobudur (Terakreditasi)
C. Teknik Komputer (Terakreditasi)
D. Manajemen Informatika (Terakreditasi)


2. PROGRAM SARJANA (S1)
----------------------------------

A. Fakultas Teknologi Industri
- Teknik Industri (Proses Terakreditasi)

B. Fakultas Ilmu Komputer

- Sistem Komputer (Terakreditasi)
- Sistem Informasi (Terakreditasi)
- Ilmu Komputer (Terakreditasi)

C. Fakultas Ekonomi
- Manajemen (Terakreditasi)
- Akuntansi (Terakreditasi)

D. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
- Teknik Sipil (Terakreditasi)
- Teknik Arsitektur (Terakreditasi)

E. Fakultas Psikologi
- Psikologi Umum (Proses Terakreditasi)

F. Fakultas Pertanian
- Agribisnis (Terakreditasi)
- Agroteknologi (Terakreditasi)
G. Fakultas Hukum

- Ilmu Hukum (Terakreditasi)

H. Fakultas Ilmu Kesehatan
- Ilmu Keperawatan (Proses Terakreditasi)

3. PROGRAM MAGISTER (S2)
----------------------------------

A. Magister Manajemen (Terakreditasi)

Konsentrasi :
- Manajemen Keuangan
- Manajemen Pemasaran
- Manajemen SUBer Daya Manusia

B. Program Studi Magister Hukum (Terakreditasi)
Konsentrasi :
- Perdata
- Pidana
- Bisnis
- Administrasi Negara dan Otonomi Daerah

4. PROGRAM DOKTOR (S3)
----------------------------------

- Ilmu Ekonomi (Terakreditasi)

II. BEBAN STUDI DAN MASA STUDI
*********************************

Beban studi dan Masa Studi yang harus ditempuh mahasiswa mengikuti
standart yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu:

A. PROGRAM SARJANA (S1)
Beban studi dan masa studi untuk Program Sarjana (S1) adalah:

a. Lulusan D3/Politeknik/Akademi dan sederajat:
- Masa studi : 3 - 4 semester
- Beban Studi (jumlah sks yang harus ditempuh): 42 sks
- Bagi yang dari jurusan lain, maka diberikan beban sks tambahan:

b. Lulusan SMU/SMK atau yang sederajat
- Masa studi : 8 - 10 semester
- Beban Studi (jumlah sks yang harus ditempuh) : 144 - 150 sks

B. PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
- Syarat Mahasiswa adalah: Lulusan Sarjana (S1) dari segala Bidang
- Masa studi : 4 semester (2 tahun)
- Beban Studi (jumlah sks yang harus ditempuh): 38 -39 sks

C. PROGRAM DOKTOR (S3)
- s2 Ekonomi : 44 sks dalam waktu 4-10 semester
- s2 Non Ekonomi : 56 sks dalam waktu 5-11 semester

III. TEMPAT KULIAH
*********************************

Tempat kuliah dapat dipilih diantara 2 kampus, yaitu:

- Kampus A: Jl. Raya Kalimalang No. 1 Jakarta Timur
Telp. 021-861 38 68 Fax. 021-861 3872
- Kampus C: Jl. Raya Pemuda No. 7 Jakarta Timur
Telp. 021-475 80 75, 021-475 80 55 Fax. 021-471 4304

IV. WAKTU KULIAH
*********************************

Waktu kuliah dapat dipilih oleh mahasiswa, dengan pilihan waktu:

A. PROGRAM SARJANA (S1):

a. Untuk lulusan SMU/SMK/sederajat
Waktu kuliahnya dapat dipilih adalah:

Pilihan 1:
. SENIN s/d JUMAT, Jam: 18.00 s/d 21.00 WIB

Pilihan 2:
· SABTU : Jam 13.00 s/d 20.00 WIB dan
. MINGGU: Jam 08.00 s/d 18.00 WIB


b. Untuk lulusan D3/Poltek/Akademi/sederajat :
Waktu Kuliahnya dapat dipilih:

Pilihan 1:
. SENIN s/d JUMAT, Jam: 18.00 s/d 21.00 WIB

Pilihan 2:
· SABTU : Jam 13.00 s/d 20.00 WIB
· MINGGU : Jam 09.00 s/d 18.00 WIB

Masing-masing diiringi dengan istirahat untuk sholat, makan,
melepas kejenuhan

B. PROGRAM MAGISTER (S2) DAN PROGRAM DOKTOR (S3)
Waktu Kuliah dapat dipilih:

Pilihan 1:
SENIN S/D KAMIS: jam 18.30-20.30 WIB

Pilihan 2:
SABTU: jam 09.00-17.00 WIB atau

Pilihan 3:
MINGGU: jam 09.00-17.00 WIB WIB

Masing-masing diiringi dengan istirahat untuk sholat, makan,
melepas kejenuhan

Catatan : Jika diperlukan.Pembagian waktu di atas dapat saja
berubah sesuai kesepakatan antara Mahasiswa, Dosen dan Pengelola

V. BIAYA PENDIDIKAN & SISTEM PEMBAYARAN
****************************************

Pada prinsipnya UB akan berusaha membantu calon mahasiswa dalam
membayar biaya pendidikannya secara proporsional sesuai dengan
kemampuan masing-masing calon mahasiswa.

Semua Biaya Pendidikan dapat diangsur sesuai kemampuan Mahasiswa.

Besarnya Angsuran dan jadwal pembayaran ditentukan sendiri dalam
bentuk Surat Pernyataan Angsuran Biaya Pendidikan yang diisi pada
saat pendaftaran.

Besar Biaya Pendidikan tergantung kepada Jenjang Pendidikan dan
Pendidikan terakhir Mahasiswa, yaitu:

A. PROGRAM DIPLOMA 3 (D3)

Biaya Studinya adalah:

1. Dana Pengembangan: Rp. 1.000.000

Dana Pengembangan ini dapat diangsur 12 kali dalam 1 Tahun dengan
Pembayaran Pertama Rp. 75.000,-

2. SPP per Semester: Rp. 3.500.000,-

SPP sudah termasuk biaya sks dan Ujian. SPP ini dapat diangsur 6 kali
dalam 1 semester dengan Pembayaran Pertama Rp. 500.000

B. PROGRAM SARJANA (S1)

Biaya Studinya adalah:

1. Dana Pengembangan: Rp. 3.000.000

Dana Pengembangan ini dapat diangsur 12 kali dalam 1 Tahun dengan
Pembayaran Pertama Rp. 75.000,-

2. SPP per Semester: Rp. 3.500.000,-

SPP sudah termasuk biaya sks dan Ujian. SPP ini dapat diangsur 6 kali
dalam 1 semester dengan Pembayaran Pertama Rp. 500.000


C. PROGRAM PASCA SARJANA (S2)

1. Dana Pengembangan: Rp. 4.000.000

Dana Pengembangan ini dapat diangsur 24 kali dalam 2 Tahun dengan
Pembayaran Pertama Rp. 900.000,-

2. SPP per Semester: Rp. 4.000.000,-

SPP sudah termasuk biaya sks dan Ujian. SPP ini dapat
diangsur 6 kali dalam 1 semester dengan Pembayaran Pertama Rp. 1.000.000

C. PROGRAM DOKTOR (S3)

Biaya Studi adalah sebagai berikut:

- Semester I : Rp. 30.000.000,-
- Semester II : Rp. 15.000.000,-
- Semester III : Rp. 15.000.000,-
- Semester IV : Rp. 15.000.000,-
Total : Rp. 75.000.000,-

Biaya yang ditentukan kemudian, terdiri dari :
a. Biaya Ujian Semester
b. Biaya Bimbingan Promotor dan ko Promotor
c. Biaya Seminar hasil penelitian
d. Biaya Ujian Disertasi tertutup
e. Biaya Ujian Disertasi terbuka

vI. BIAYA PENDAFTARAN:
*********************************

- Untuk Program S1 adalah Rp. 150.000,-
- Untuk Program S2 dan S3 adalah Rp. 300.000,-

VII. JADWAL PENDAFTARAN:
*********************************

- Gelombang I : 16 Februari 2009 - 15 Maret 2009
- Gelombang II : 16 Maret 2009 - 15 April 2009


VIII. WAKTU PENDAFTARAN

Waktu pendaftaran setiap hari termasuk hari Sabtu dan Minggu pada jam:

- Senin s/d Jumat : Jam 10.00 - 19.00 WIB
- Sabtu dan Minggu : Jam 10.00 - 17.00 WIB

IX. SELEKSI MASUK
*********************************

Seleksi Calon Mahasiswa Baru berupa Wawancara, yang terdiri dari
2 tahap (dilaksanakan sekaligus) yang terdiri dari :
- Wawancara Akademik (dengan Ketua Jurusan/Dekanat)
- Wawancara Umum (dengan Universitas).

X. AGENDA
*********************************
1. Pengarahan/Pelantikan Mahasiswa Baru:
Hari Minggu, 26 April 2009 Jam: 14.00 WIB
2. Perkuliahan Perdana : Sabtu 02 Mei 2009

Hukum Truk Sampah

Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju
pada jalur yang benar ketika tiba-tiba
sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan
kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil
berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.

Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya &mulai menjerit
ke arah kami. Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang orang
tersebut. Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat. Maka
saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak
mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!" Saat itulah
saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian
sebut "Hukum Truk Sampah".

Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan
keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan.
Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan
tempat untuk membuangnya, & seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka,
lalu lanjutkan hidup.

Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain
yang anda temui, di tempat kerja, di
rumah atau dalam perjalanan. Intinya, orang yang sukses adalah orang
yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka
dengan merusak suasana hati.

Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka:
Kasihilah orang yang memperlakukan anda dengan benar, berdoalah bagi yang tidak.
Hidup itu 10% mengenai apa yang kau buat dengannya dan 90% tentang
bagaimana kamu menghadapinya.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana
belajar menari dalam hujan.


Pemanasan global? Apa sih itu?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

BUAH PERKATAAN

Pada tahun 1923, di Jerman Barat
dirayakan misa pertama pada saat
menjelang Natal. Malam itu seorang
anak dengan gemetar, karena ini adalah
saat pertama kalinya ia berdiri di
sebuah altar gereja, membawa sebuah
nampan yang berisikan secawan anggur
dan beberapa roti ragi. Tiba-tiba
tanpa sengaja sang anak tersandung
sembulan karpet yang tidak rata di
pijakkan kakinya, tang menyebabkan
seluruh isi nampan yang dibawanya
jatuh berantakan!! !
Sang Pastor yang ada saat itu melihat
kejadian si anak sambil
berkata:"Pergi! !! Dan jangan kembali
lagi!!! Kamu memang anak bodoh!!!" 20
tahun kemudian si anak menjadi seorang
Tito, sebutan untuk seorang pimpinan
komunis yang sangat bengis di Jerman
Timur.


Pada tahun 1931, di daerah Berlin
Utara seluruh masyarakat merayakan
malam Natalnya yang dingin, dari pintu
altar berjalan seorang anak yang baru
pertama kali membawa sebuah lilin dan
secawan anggur pada nampannya, dengan
gemetar ia melaju perlahan, namun tiba-
tiba tangannya menjadi begitu licin
karena keringat, tiba-tiba saja nampan
itu jatuh dan seluruh isinya
berhamburan. Seorang Pastor yang
memimpin misa itu menghampiri sang
anak dan berkata:" Aku mengerti ini
adalah saat pertama bagimu untuk
membawakan perjamuan misa seperti ini,
aku percaya satu saat nanti kamu akan
menjadi seorang Pemimpin Pastor." 20
tahun kemudian, sang anak menjadi
seorang pemimpin pastoral yang amat di
hormati di Vatikan..

Teman, perkataanmu hari ini dapat
menentukan sikap seseorang di hari
esok, apakah dia anakmu, saudaramu
atau keluargamu atau orang lain yang
engaku jumpai. Jagalah perkataanmu
karena perkataan itu penuh kuasa.


Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!

"I'm gonna be like you, Dad, you know I'm gonna be like you"

Suatu hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang
kebetulan mereka sudah mendekati usia 60 tahun dan dikaruniai beberapa
orang cucu. Di sela-sela pembicaraan serius tentang bisnis, para kakek
yang masih aktif itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan
keluarga di masa senja usia.

Suami saya yang kebetulan paling muda dan masih mempunyai anak balita,
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan untuk itu saya merasa
berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa? Inilah
kira-kira kisah mereka.

Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnis, dan
minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan
singgah kerumah anaknya yang bekerja di sana .

Di situlah awal pembicaraan "menyimpang" dimulai. Ia mengeluh,

" Susah anak saya ini, masak sih untuk bertemu bapaknya saja sulitnya
bukan main."

"Kalau saya telepon dulu, pasti nanti dia akan berkata jangan datang
sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tiba,
yang penting saya bisa lihat cucu."

Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain.

"Kalau Anda jarang bertemu dengan anak karena beda kota , itu masih
dapat dimengerti," katanya.

"Anak saya yang tinggal satu kota saja, harus pakai perjanjian segala
kalau ingin bertemu."

"Saya dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepian, karena kedua
anak saya jarang berkunjung, paling-paling hanya telepon."

Ada lagi yang berbagi kesedihannya, ketika ia dan istrinya mengengok
anak laki-lakinya, yang istrinya baru melahirkan di salah satu kota di
Amerika.

Ketika sampai dan baru saja memasuki rumah anaknya, sang anak sudah
bertanya,"Kapan Ayah dan Ibu kembali ke Indonesia ?"

"Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua hari, belum sempat
istirahat sudah ditanya kapan pulang."

Apa yang digambarkan suami saya tentang mereka, adalah rasa kegetiran
dan kesepian yang tengah melanda mereka di hari tua. Padahal mereka
adalah para profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.

Suami saya bertanya,

"Apakah suatu saat kita juga akan mengalami hidup seperti mereka?"
Untuk menjawab itu, saya sodorkan kepada suami saya sebuah syair lagu
berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa cuplikan
syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia
agar relevan untuk konteks Indonesia .

Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap
untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan
pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan
mulai lucu bertingkah.

Namun aku tahu betul ia pernah berkata,

"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak"

"Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak"

"Ayah, jam berapa nanti pulang?"

"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan
tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh; Ia berkata,

"Terima kasih atas hadiah bolanya Ayah, wah ... kita bisa main bola
bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola"

"Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan sekarang"

Ia hanya berkata, "Oh ....."

Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata,
"Aku akan seperti ayahku. Ya, betul aku akan sepertinya"

"Ayah, jam berapa nanti pulang?"

"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan
tentu aja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; Begitu gagahnya ia, dan
aku memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar
dengan Ayah"

Dia menengok sebentar sambil tersenyum,"Ayah, yang aku perlu sekarang
adalah meminjam mobil, mana kuncinya?"

"Sampai bertemu nanti Ayah, aku ada janji dengan kawan"

"Nak, jam berapa nanti pulang?"

"Aku tak tahu 'Yah, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti dan
tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Aku sudah lama pensiun, dan anakku sudah lama pergi dari rumah;

Suatu saat aku meneleponnya.

"Aku ingin bertemu denganmu, Nak"

Ia bilang,"Tentu saja aku senang bertemu Ayah, tetapi sekarang aku
tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu menyita waktu, dan
anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan
Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah"

Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar
persis seperti aku;

Ya betul, ternyata anakku "aku banget".

Rupanya prinsip investasi berlaku pula pada keluarga dan anak. Seorang
investor yang berhasil mendapatkan return yang tinggi, adalah yang
selalu peduli dan menjaga apa yang diinvestasikannya.

Saya sering melantunkan cuplikan syair tersebut dalam bahasa aslinya,
"I'm gonna be like you, Dad, you know I'm gonna be like you",
kapan saja ketika suami saya sudah mulai melampaui batas kesibukannya.

 



Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!

Bagian Tubuh Yang Paling Penting

Ibuku selalu bertanya padaku apa bagian tubuh yang paling penting.

Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar.
Ketika aku muda, aku pikir suara adalah yang paling penting bagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, "Telinga, Bu."
Jawabnya, "Bukan. Banyak orang yang tuli. Tapi, teruslah memikirkannya dan aku menanyakanmu lagi nanti."

Beberapa tahun kemudian sebelum dia bertanya padaku lagi. Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar.
Jadi, kali ini aku memberitahukannya, "Bu, penglihatan sangat penting bagi semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, anakku."

Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"

Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.

Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu
sudah benar-benar "hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar pelajaran yang sangat penting."

Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air mata.
Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu."

Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?"

Ibu membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangin ketika mereka menangis.
Kadang-kandang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih
sayang dan teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."

Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri.
Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain.

Orang akan melupakan apa yang kamu katakan... Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan...
Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.. =)


Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik.
Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!

Sebuah Renungan tentang KESUKSESAN

Saya coba menjabarkan kisah sukses saya berdasarkan pengalaman saya
sendiri....
Saya banyak terpengaruh oleh kesuksesan Kelvin Hui (saya beruntung bisa
datang ke seminarnya tahun lalu di Jakarta ).

Kelvin Hui adalah seorang Web Publishing Businessman (Founder ambatch.com &
SEO Master), yang berhasil mendapatkan kontrak dengan Yahoo! senilai 20 juta
US hanya untuk mempromosikan Yahoo! di Hongkong, Korea & Jepang selama 3
tahun!

Yang menarik manusia ini justru sangat2 sederhana dalam berpakaian, tutur
katanya sangat halus namun penuh kebijaksanaan yang membuat  pemikiran saya
berubah 180 derajat ttg kesuksesan.

Sukses itu sederhana, sukses tidak ada hubungan dng menjadi kaya raya,
sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata Kiyosaki / Tung Desem  
Waringin / the secret, sukses itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah ANDA!
karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...

Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1
ovum, itu adalah sukses pertama Anda!

Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat, itulah
kesuksesan Anda kedua...

Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1 di saat tiap menit ada
10 siswa drop out krna tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga...

Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat 46
juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Anda keempat...

Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang mati
kelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Anda yang kelima...

Sukses terjadi setiap hari, Anda tidak pernah menyadarinya. ..

Saya sangat tersentuh ketika menonton film Click! yg dibintangi Adam
Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum
dia meninggal...
Sakin sibuknya di Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai tidak
sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat
menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri, keluarga nya pun berantakan,
istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa
ayahnya...

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus2an
jadi best seller dng membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar
didapatkan.. .
Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun
muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik
sprti Donald Trump, & resort mewah di Karibia...

Tapi buat saya pribadi yg bisa hidup dng sangat berkecukupan, saya rasa
sukses memiliki arti yang berbeda...
Sukses adalah mencintai & bangga terhadap diri Anda sendiri, mengerjakan apa
yang Anda sukai kapan saja dan di mana saja....

Sukses sejati adalah hidup dng penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses
yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda,
pada saat Anda gembira Anda, gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat Anda
sedih, Anda sedih sepenuhnya, setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi
menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu,
apalagi scam, saleh & selalu rendah hati,

Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi
menginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima
sepenuhnya kelebihan, keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya dengan penuh
syukur.

Saya berani berbicara seperti ini, karena hidup yang saya alami ini seperti
roda pedati, ketika masih mahasiswa hidup begitu nelangsa cuma mampu makan
warteg 1 kali sehari dng nasi setengah + sayur gratis + tempe goreng.
Tapi ternyata dl nikmat makan di warteg kok sama saja bila dibandingkan
ketika saya makan di restoran mewah di Amerika, toh...

Saya pernah tidur di kolong langit, beralaskan tanah & terpal, hujan
keujanan, & panas kepanasan.
Tapi ternyata lelapnya saya tidur dulu kok bisa sama saja yah bila
dibandingkan ketika saya tidur di hotel bintang 5 di Jepang, toh...

Saya dulu, pulang-pergi ke sekolah jalan kaki sejauh 40 km, pakai baju
lusuh, tas kotor & alat tulis seadanya, datang ke sekolah
selalu menjadi bahan tertawaan teman2 yg lebih kaya, tapi kok sama saja toh
enaknya ketika saya dijemput oom saya naik mercy, sama2 nyampe jg ternyata
...

Saya pernah diundang bos saya ke rumah barunya, untuk menikmati ruang
auditoriumnya, ada speaker untuk karaoke, ada untuk mendengarkan musik, ada
utk home theater, dia bilang harga speaker Thiel-nya untuk mendengarkan
musik saja harganya 400 juta, saya disuruh dengerin waktu beliau putar musik
jazz, memang enak sekali, suara dentingan gelas & petikan bass bisa
terdengar jelas, tapi kok setengah jam di situ, saya bosan juga toh.

Sama aja nikmatnya mendengarkan musik di komputer sendiri, speakernya cuman
Simbadda 100 rb...

Pernahkah Anda menyadari?

Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang uang hanyalah alat
tukar, Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.

Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau
beli mobil/motorkan kredit selama 3 tahun.

Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda, Anda menjual
waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan
uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri.

Itu sebabnya mengapa org pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang
bodoh... Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu
Anda...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di seminar
bisa dibayar 200 juta ato harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100
juta!!!
Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike.
Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi
karena produk tsb dipakai oleh siapa...

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan bisa terjual 80 juta
dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama bila kita jual harganya
justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat dari
jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika
kita kejar dengan segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita
lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja ternyata...

Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas Anda masih mengejar
fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga untuk
sungkem sama orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat istri/kekasih
Anda, mengatakan "I love you" kepada org2 yang anda cintai: orang tua,
istri, anak, sahabat2 Anda.

Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat, Anda
tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi, mungkin
nanti malam, LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Anda, entah itu bermain
bola, memancing, menonton bioskop, minum kopi, makan makanan favorit Anda,
berkebun, bermain catur, atau berkaraoke.. .

Enjoy ur life, life is so short...


Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3!