Visitor No. : Website counter
Custom Search

Pencobaan Itu Menyehatkan

Pencobaan Itu Menyehatkan (Menurut Pandangan Nasrani)
-------------------------------------------------------
Mungkin ada diantara saudara-saudari yang mengernyitkan dahi dan menggaruk kepala pada saat membaca judul tulisan saya ini yang tanpa perasaan bersalah mengatakan bahwa pencobaan itu menyehatkan. Tentu saja saya tidak merasa bersalah, karena saya telah mengalaminya berkali-kali dan setelah melaluinya bersama TUHAN, sekarang jiwa dan raga saya semakin sehat. Saya akan mengajak saudara-saudari untuk belajar dari burung rajawali, seperti yang dikatakan Musa pada Ul 32:11a, "Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya…"

Saudaraku tentu tahu bahwa rajawali membangun sarangnya di puncak gunung yang bertebing tinggi. Rajawali membuat sarangnya dengan sangat kokoh diatas ketinggian agar aman dari gangguan apapun. Ia membuat pondasi sarangnya dengan batu kemudian ia mengalasinya dengan ranting lalu setelah itu ia merontokkan bulu-bulunya dan bertelur serta membesarkan anak-anaknya disana. Sarang tersebut sangat kokoh, kuat serta memberi kehangatan, rasa aman dan nyaman bagi anak-anak rajawali itu. Si induk rajawali setia merawat dan memberi makan anak-anaknya sampai mereka bertumbuh dan semakin besar. Hingga suatu hari, si induk rajawali seperti disebut di ayat tadi, dia akan mengoyang sarangnya, menjungkirbalikannya sehingga anak-anak rajawali itu terlempar keluar sarang. Anak-anak rajawali tersebut tentu saja kaget bukan main dan tidak menyangka induk mereka akan sedemikian teganya merampas kenyamanan yang selama ini mereka rasakan.

Demikian pula dengan kehidupan kita, seringkali ditengah kenyamanan yang kita rasakan, tiba-tiba datang pencobaan yang menerpa kita. Mungkin ada yang kehilangan pekerjaan, usaha bangkrut, terjerat masalah hukum, orang yang dicintai meninggalkan kita, dikhianati teman, suami atau istri minggat, atau berbagai pencobaan lainnya yang menyebabkan kita bertanya apakah TUHAN sudah tidak lagi mengasihi kita? Apakah TUHAN membenci kita? Seorang hamba TUHAN mengatakan bahwa musuh terbesar kekristenan sekarang ini adalah kenyamanan. Di akhir zaman ini, iblis semakin licik dan pintar memainkan peranannya untuk menyesatkan kita. Si jahat itu sudah jarang terlibat langsung di dalam berbagai tindak kejahatan manusia. Iblis justru melihat bahwa manusia adalah 'seonggok daging lemah' yang sangat mudah terbuai oleh berbagai kenyamanan. Iblis mendorong manusia untuk memperoleh sebanyak mungkin kenyamanan. Pangkat, karir, kekayaan, kemewahan, dan berbagai macam
kenyamanan lainnya disodorkan kepada manusia. Bahkan saat ini iblis sudah banyak yang memasang iklan di media massa guna menawarkan kekayaan, pangkat, kedudukan, jodoh dan sebagainya. Apa yang kemudian terjadi disaat manusia sudah merasa sangat nyaman? Lahirlah yang namanya kesombongan. Dia akan memandang rendah orang lain. Bahka dia tidak lagi merasa membutuhkan TUHAN. Dari kesombongan itu akan lahirlah buah berupa kepahitan, kejahatan serta kenajisan. Seorang rekan saya pernah berkata bahwa saat ini bukan lagi orang yang kesetanan tapi lebih kepada setan yang keorangan, karena orang-orang sudah lebih licik dan beringas daripada setan. Karena yang menjadi penyebab langsung kejahatan adalah manusia itu sendiri sehingga setan cenderung lebih memilih peran yang memberikan berbagai kenyamanan sebagai umpan agar manusia berbuat dosa.

Lalu TUHAN berkata, "Cukup!" Dan bagaikan induk rajawali membangunkan anak-anaknya, DIA 'menggoyangbangkitkan' kenyamanan kita. Kita lantas kaget, panik, marah dan berteriak kenapa TUHAN mengijinkan kita mengalaminya. Seperti anak rajawali yang dijungkirbalikan dari sarang oleh induknya, lalu mereka 'nyungsep' meluncur kebawah. Akan tetapi apa yang dilakukan si induk rajawali itu? "...melayang-layang diatas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor dan mendukung diatas kepalanya" (Ul 32:11b).

Ternyata sang rajawali ingin mengajarkan anak-anaknya untuk dapat terbang, Ia ingin agar anak-anaknya menyadari bahwa mereka adalah anak rajawali yang tanggung dan kuat bukan anak ayam yang lemah. Ia ingin agar anak-anaknya dapat terbang tinggi menembus badai. Ia tidak ingin anank-anaknya terlena dengan kenyamanan sehingga ia melakukan semua itu demi kebaikan anak-anaknya. Akan tetapi dia tidak biarkan anak-anaknya terhempas karena ia menyokong anak-anaknya dan menjaganya agar mereka tidak jatuh.

Rasul Paulus dalam 1 Kor 10:13 mengatakan "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaan biasa…pada waktu kamu dicobai IA akan memberikan kepadamu jalan keluar…" Sesungguhnya melalui pencobaan, TUHAN ingin menyehatkan jiwa dan raga kita. Sehat jiwa kita, sehingga kita kita tidak mudah jatuh ke dalam rayuan gombal iblis. Sehat raga kita, karena kita pada akhirnya mampu mengalahkan keinginan-keinginan daging yang dapat merusak tubuh seperti narkoba, minuman keras, rokok dan sebagainya. Dan DIA ingin agar kita dapat 'terbang tinggi bagai rajawali' dan mampu menembus 'badai hidup'. TUHAN juga ingin agar kita berpaling kepadaNYA dan tidak hanyut di dalam kenyamanan yang ditawarkan dunia. Saat kita jatuh, DIA ingin agar kita tahu bahwa DIA begitu mengasihi kita dan tidak menginginkan kita binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Tepat seperti yang dikatakan Raja Daud yang begitu banyak mengalami berbagai pencobaan tetapi TUHAN memampukannya untuk menghadapi semua itu dan menjadi raja Israel terbesar, " "Apabila ia jatuh tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mzm 37:24)
Saudara-saudariku yang terkasih di dalam TUHAN YESUS KRISTUS, saya berharap anda semua tersenyum dan setuju dengan apa yang saya katakan bahwa pencobaan itu menyehatkan kita. BAPA kita yang di sorga ingin kita menjadi seperti rajawali dan bukan seperti ayam yang akhirnya masuk ke dalam penggorengan. TUHAN senantiasa menyertai kita dan menyediakan diriNYA agar kita menjadi kuat. Seperti puisi dibawah ini. Demikianlah TUHAN mendidik kita anak-anakNYA.

Ketika aku memohon kekuatan…
TUHAN memberiku banyak kesulitan untuk membuatku kuat.
Ketika aku memohon hikmat…
TUHAN memberiku persoalan untuk membuatku bijak.
Ketika aku meminta kekayaan…
TUHAN memberiku otak dan kekuatan untuk bekerja.
Ketika aku memohon keberanian…
TUHAN memberiku bahaya untuk mengatasinya.
Ketika aku meminta kasih…
TUHAN memberiku orang-orang yang memerlukan bantuan.
Ketika aku meminta tolong…
TUHAN memberiku banyak kesempatan.
Aku tidak menerima apa yang aku inginkan,
tapi aku menerima segala sesuatu yang aku butuhkan.

"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang diatas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor dan mendukung diatas kepalanya."
(Ul 32:11)

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab ALLAH setia dan karena itu IA tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, IA akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."
(1 Kor 10:13)

Tidak ada komentar: